Prof Irfan Idris Ajak Perempuan Sulbar Cerdas Digital

Prof Irfan Idris Ajak Perempuan Sulbar Cerdas Digital

MAMUJU – Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Profesor Irfan Idris mengajak kepada perempuan Sulawesi Barat untuk cerdas digital. Utamanya dalam menyikapi berbagai isu pada era informasi yang semakin pesat dan terbuka saat ini.

Imbauan tersebut disampaikan Prof Irfan Idris saat menyampaikan sambutan sekaligus membuka acara Perempuan Teladan, Optimis dan Produktif  dengan tajuk Cerdas Digital, Satukan Bangsa. Acara dirangkaikan pula dengan Sosialisasi Kompetisi Menulis Esai Perempuan Perdamaian.

Kegiatan yang dilaksanakan Forum Komunikasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sulbar bekerjasama BNPT, diikuti ratusan peserta dari berbagi unsur. Bertempat di Aula Kantor Kanwil Kementerian Agama Sulbar di Mamuju, Rabu 2 Agustus 2023.

Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme yang selanjutnya disingkat FKPT adalah forum yang dibentuk oleh BNPT di tingkat daerah sebagai mitra strategis BNPT dalam melaksanakan tugas koordinasi pencegahan terorisme di daerah.

Pada kegiatan tersebut Prof Irfan Idris menekankan pentingnya perempuan Indonesia termasuk perempuan Sulbar memiliki kecerdasan digital. Apalagi, pada era digital saat ini dengan teknologi informasi yang telah banyak merambah di kehidupan kita.

BACA JUGA:  Berikut 45 Anggota DPRD Sulbar Periode 2024-2029

Kecerdasan digital yang dimaksud adalah kemampuan sosial, emosional, dan kognitif individu untuk menghadapi tantangan dan beradaptasi dengan tuntutan kehidupan digital.

Untuk itu, Prof Irfan Idris menyampaikan apreasiasi atas terselenggaranya kegiatan tersebut. Menurutnya, acara bertajuk Cerdas Digital, Satukan Bangsa menjadi wadah untuk berbagi informasi. Utamanya dalam menyatukan pemahaman bersama tentang upaya pencegahan aksi terorisme dan radikalisme di Indonesia.

“Salah satu cara yang dinilai efektif adalah pemahaman dan kecakapan digital sebagai upaya pencegahan perkembangan paham radikal dan terorisme dengan pendekatan lunak dalam berbagai bentuk. Salah satunya adalah memberikan pemahaman kepada masyarakat, khususnya para perempuan melalui transformasi pengetahuan,” ujarnya.

Sebagai Direktur Pencegahan BNPT, Prof Irfan Idris juga menyampaikan bahwa BNPT menyelenggarakan beberapa program, salah satunya yaitu deradikalisasi. Deradikalisasi adalah sebuah program yang bertujuan untuk menetralkan pemikiran-pemikiran bagi mereka yang sudah terkapar dengan radikalisme.

BACA JUGA:  Rektor Unimaju Dorong Program Studi Menuju Akreditasi Internasional

“Yang menjadi sasarannya yaitu para teroris yang ada di dalam lapas maupun di luar lapas,” ujarnya.

Deradikalisasi memiliki tujuan untuk menetralisir pemikiran radikalisme. Maksudnya, untuk membersihkan pemikiran-pemikiran radikalisme yang ada pada para teroris sehingga mereka bisa kembali menjadi masyarakat biasa sebagaimana masyarakat lainnya.

Sementara Ketua FKPT Sulbar Imran Idris menuturkan, pelibatan perempuan dalam pencegahan radikalisme dan terorisme sangat penting. Sebab, hasil riset dan kajian menunjukkan pengguna media sosial di Sulbar didominasi kalangan perempuan.

“Persentasenya mencapai 78 persen. Apalagi indeks potensi radikalisme cenderung tinggi di kalangan perempuan, itulah sebabnya hari ini kita mengusung tema Cerdas Digital, Satukan Bangsa,” ujarnya.

Seminar Perempuan Teladan, Optimis dan Produktif  (TOP) FKPT Sulbar juga menghadirkan narasumber Founder of SEJIWA Foundation, Diena Haryana dan Ketua PW Fatayat Nahdlatul Ulama Sulbar, Imelda Adhiyanty.

SEJIWA melatih dan membantu orang tua dan pendidik agar mampu menciptakan lingkungan di seputar anak yang nyaman dan mendukung untuk membangun karakter serta tumbuh kembangnya.

Founder of SEJIWA Foundation, Diena Haryana juga berpandangan bahwa Perempuan Sulbar harus cakap digital, dengan memahami etika digital, sehingga aman digital.

BACA JUGA:  Cegah Radikalisme dan Terorisme, BNPT-FKPT Sulbar Laksanakan Gembira Beragama di Tondok Bakaru Mamasa

Selain itu, dia juga memuji Sulbar yang kaya dengan keragaman budaya dan pesan-pesan kearifan lokal, baik lewat lagu-lagu maupun tarian-tarian.

Sementara itu, Imelda Adhiyanty, berpesan agar perempuan Sulbar harus bisa bergerak di berbagai hal.

Menurutnya, Perempuan Sulbar tidak boleh menjadi perempuan ekslutif, tetapi harus inklusif dan terus berpikir maju. (***)