Transformasi Digital Wujudkan Pembangunan Berkelanjutan

Transformasi Digital Wujudkan Pembangunan Berkelanjutan
Ilustrasi. Foto udara pembangunan jembatan pada proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung di Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Transformasi digital dalam sektor konstruksi dapat menjadi pemicu utama untuk mewujudkan peningkatan produktivitas. ANTARA FOTO

Digitalisasi optimalkan kolaborasi pemerintah dan stakeholder bidang konstruksi.

Kementerian PUPR kembali menggelar Konstruksi Indonesia 2023. Era Konstruksi 4.0 atau digitalisasi konstruksi menjadi penting sebagai pemicu pembangunan konstruksi dan pertumbuhan ekonomi baru.

“Akselerasi Transformasi Digital Sektor Konstruksi untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan” begitulah topik utama yang diusung dalam ajang tahunan Konstruksi Indonesia 2023 di Jakarta. Konstruksi Indonesia merupakan agenda tahunan resmi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sebagai upaya untuk mendorong pertumbuhan konstruksi berat dan teknik sipil.

“Kami mengajak seluruh stakeholder jasa konstruksi untuk menyemarakkan Konstruksi Indonesia 2023, sebagai ajang yang produktif dan inspiratif untuk mendorong industri konstruksi ke depan lebih baik,” kata Rachman Arief Dienaputra, Dirjen Bina Konstruksi, seperti dikutip binakonstruksi.pu.go.id, Kamis (15/6/2023).

Rachman menyatakan, transformasi digital dalam sektor konstruksi dapat menjadi pemicu utama untuk mewujudkan peningkatan produktivitas. Digitalisasi membuat kolaborasi antara pemerintah dan stakeholder bidang konstruksi menjadi lebih optimal, baik di dalam atau pun luar negeri. Hal ini juga dapat memotivasi stakeholder agar lebih cepat beradaptasi dengan tantangan serta pengembangan era Konstruksi 4.0.

Acara Konstruksi Indonesia 2023 itu juga dimeriahkan dengan berbagai macam kegiatan. Antara lain, pameran teknologi jasa konstruksi, kompetisi konstruksi, lomba foto dan video, penyusunan buku, National Call For Paper dan Konferensi, dan ASEAN Chartered Professional Engineers (ACPE). Puncaknya akan berakhir pada penghargaan Konstruksi Indonesia 2023, pada 1–3 November 2023.

BACA JUGA:  Peningkatan Pemahaman Pengelolaan Pembangunan Berskala Besar

Seperti dikatakan Sekretaris Ditjen Bina Konstruksi Dewi Chomistriana, selaku Ketua Tim Pelaksana acara, dari segala promosi yang tersalurkan, hingga berbagai pengetahuan dan inspirasi kepada masyarakat dalam kegiatan itu, tentu saja akan membantu masyarakat lebih memahami perkembangan jasa konstruksi, investasi, kegiatan konstruksi, dan peningkatan profesionalisme, kompetensi tenaga kerja konstruksi (TKK).

 Era Digitalisasi Konstruksi

Teknologi digital sudah dikenal luas sebagai salah satu alat yang dapat membantu pertumbuhan ekonomi negara. Studi pada laman constructionplusasia.com menjelaskan ihwal transformasi digital dalam konstruksi 4.0 yang dapat memberikan banyak efisiensi dan efektivitas, mendorong lebih banyak profitabilitas, predictability, keselamatan dalam proses pembangunan Indonesia. Berbagai teknologi dan solusi digital telah diperkenalkan untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, keamanan, dan kolaborasi di industri konstruksi.

Berikut beberapa program transformasi digital yang telah dijalankan pemerintah:

  1. Building Information Modelling (BIM)

BIM adalah metode digital untuk merancang, membangun, dan mengelola proyek konstruksi. Dalam BIM, semua informasi terkait proyek, termasuk desain, struktur, material, dan jadwal, disimpan dalam model tiga dimensi yang terintegrasi. Ini memungkinkan kolaborasi yang lebih baik antara berbagai pemangku kepentingan, termasuk arsitek, insinyur, kontraktor, dan pemilik proyek.

  1. Penggunaan Drone
BACA JUGA:  Sulbar Expo dan Talkshow 2024, Bahtiar Sebut Pameran Batu Ngalo

Drone telah digunakan secara luas dalam sektor konstruksi untuk survei dan pemetaan lokasi, pemantauan progres konstruksi, dan inspeksi keamanan. Dengan menggunakan drone, pengumpulan data dapat dilakukan dengan cepat dan akurat, yang membantu dalam perencanaan dan pengambilan keputusan proyek.

  1. Internet of Things (IoT)

IoT memungkinkan objek fisik, seperti peralatan konstruksi, sensor, dan perangkat pemantauan, terhubung dan saling berkomunikasi. Dengan memanfaatkan IoT, pengumpulan data secara real-time dapat dilakukan untuk memantau performa peralatan, mengoptimalkan penggunaan sumber daya, dan meningkatkan efisiensi operasional.

  1. Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR)

AR dan VR digunakan dalam sektor konstruksi untuk simulasi visualisasi proyek, pelatihan, dan inspeksi. Mereka memungkinkan pengguna untuk melihat dan berinteraksi dengan model 3D secara realistis, membantu dalam pemahaman desain, deteksi kesalahan potensial, dan meningkatkan keamanan.

  1. Cloud Computing

Layanan cloud computing memungkinkan akses yang mudah dan kolaborasi yang efisien pada data proyek. Tim proyek dapat berbagi dan mengelola informasi secara real-time, termasuk gambar, jadwal, dan dokumen proyek. Ini meningkatkan transparansi, efektivitas komunikasi, dan pengelolaan dokumen.

  1. Analitik Data dan Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence)

Dengan memanfaatkan analitik data dan kecerdasan buatan, sektor konstruksi dapat menganalisis data yang dihasilkan dari berbagai sumber, seperti sensor, perangkat pemantauan, dan catatan proyek, untuk mendapatkan wawasan yang berharga. Ini membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih baik, prediksi risiko, dan perencanaan yang lebih efisien.

BACA JUGA:  Ketum SMSI Firdaus: Hindari Hoax dan Ujaran Kebencian Demi Pilkada Aman dan Damai

Tidak Ada yang Mangkrak

Sebab itulah, banyak pihak berharap penerapan era digitalisasi konstruksi dapat menurunkan jumlah proyek mangkrak. Tidak hanya dapat melanjutkan proyek strategis nasional (PSN), melainkan lebih dari itu. Yakni, lebih mampu menciptakan unit-unit ekonomi baru.

“Jadi targetnya supaya di 2024, tidak ada infrastruktur yang mangkrak,” ujar Made Arya Wijaya, Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Pengeluaran Negara, seperti yang dilaporkan mediakeuangan.mekeu.go.id, akhir tahun lalu.

Penulis: Dwitri Waluyo