MAMUJU – Perkembangan APBN hingga akhir April 2023 untuk skala nasional dinilai terjaga dengan baik, namun perlu tetap diwaspadai tekanan global yakni dinamika geopolitik, volatilitas pasar dan kontraksi manufaktur global.
Seluruh sektor dinilai kuat dan stabil sehingga berkontribusi mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I yakni sebesar 5.03 persen lebih tinggi diatas ekspektasi.
Hal tersebut dipaparkan Sulaimansyah Tenaga Pengkaji Bidang Perbendaharaan Kementerian Keuangan RI pada acara konferensi pers APBN Regional Sulbar Mei 2023, di aula Hotel meganita, Senin 29 Mei.
“Realisasi Pendapatan Negara mencapai Rp1.000,5 triliun atau 40,6% dari target APBN 2023, tumbuh sekitar 17,3%,” terangnya.
Belanja Negara, lanjut Sulaimansyah mengalami pertumbuhan sebesar 2,0% dengan realisasi sebesar Rp765,8 Triliun. Kondisi ini membawa APBN mengalami surplus sebesar Rp234,7 triliun (1,12% PDB).
Keseimbangan primer tercatat positif Rp374,3 Triliun Penyaluran Transfer Ke Daerah (TKD) sampai dengan April 2023 sebesar Rp243,1 triliun (29,8%), capaian ini lebih tinggi 0,3% dibandingkan realisasi TA 2022 sebesar Rp242,4 triliun (30,1%).
“Di tengah Pertumbuhan Ekonomi Indonesia kuartal I tahun 2023 sebesar 5,03%, lebih tinggi di atas ekspektasi. Realisasi pertumbuhan kuartal I tahun 2023 kuat dan stabil yang didorong oleh seluruh komponen PDB,” urainya.
Ke depan, pertumbuhan ekonomi 2023 diperkirakan tetap kuat ditopang oleh perbaikan permintaan domestik dan tetap positifnya kinerja ekspor.
Pertumbuhan ekonomi ini dipicu oleh Inflasi terkendali selama ramadan dan lebaran 2023, stabilnya harga pangan yang terjaga dengan baik, bahkan cenderung menurun, namun dampak El Nino yang akan berdampak pada supply bahan pangan tetap perlu diwaspadai.
Realisasi Pendapatan APBD Sulbar hingga April 2023 mencapai Rp2.314,24 miliar, porsi terbesar bersumber dari realisasi pendapatan transfer ke daerah dari Pemerintah Pusat berupa DAU, DBH, DAK Fisik, dan Dana Desa yang secara agregat mencapai 87,78% atau Rp2.031,44 miliar.
Kepala Perwakilan Kementerian Keuangan Provinsi Sulbar sekaligus Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sulbar Tjahjo Purnomo menyampaikan secara agregat seluruh sektor utama tumbuh positif di triwulan I.
“Beberapa sektor tumbuh stabil seperti pertanian, kehutanan, perikanan, konstruksi, perdagangan besar maupun eceran, tranportasi, pergudangan serta administrasi. Kontribusi terbesar dipicu oleh administrasi pemerintahan dan industri pengolahan,” terang Tjahjo.
Pertumbuhan penerimaan perpajakan dari Sektor Pertanian, kehutanan dan perikanan menyumbang angka 13,95 %, industri pengolahan diangka 17,73%, konstruksi 4,66%, perdagangan besar dan eceran, reparasi, perawatan mobil dan sepeda motor berkontribusi sebesar 10,08%, transportasi dan pergudangan 3,47%, jasa keuangan dan asuransi sebesar 8,37% serta administrasi Pemerintahan dan jamsos wajib, berkontribusi paling besar yakni 37,71%.
Perkembangan APBN di Wilayah Sulawesi Barat sampai akhir April 2023 tetap terjaga dengan baik meski harus waspada perlambatan realisasi.
Kinerja realisasi belanja APBD Wilayah Sulawesi Barat hingga 30 April 2023 meningkat signifikan dibanding 2022, tercatat ada realisasi belanja APBD mengalami kenaikan sebesar 102,22%, PDRB Provinsi Sulawesi Barat mengalami pertumbuhan sebesar 3,59% dibandingkan triwulan I tahun 2022.
Realisasi Pendapatan Daerah se-Sulawesi Barat sampai dengan 30 April 2023 sebesar Rp. 2,31 triliun didominasi oleh komponen pendapatan transfer, sedangkan realisasi belanja daerah se-Sulawesi Barat sebesar Rp. 2,76 triliun didominasi oleh komponen belanja operasional. (Asm)