Realisasi Investasi semakin Kencang

Realisasi Investasi semakin Kencang
Presiden Joko Widodo saat groundbreaking pembangunan pabrik baterai LG di Indonesia.

Capaian realisasi sepanjang semester I-2022 menandakan pulihnya investasi, setelah sempat melambat akibat pandemi.

Perekonomian Indonesia tetap mencatat pertumbuhan yang positif, meski perekonomian dunia mengalami pelambatan. Bahkan indikator ekonomi negara masih berada di jalur yang tepat dapat terlihat dari realisasi investasi semester I-2022 yang tumbuh 32 persen (year on year/yoy).

Data Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyebutkan, realisasi investasi sepanjang periode Januari–Juni/2022 atau hingga semester I-2022 mencapai Rp584,6 triliun. Realisasi investasi sepanjang semester I-2022 itu naik sebesar 32,0 persen (yoy) dibanding dengan periode yang sama pada 2021.

Masih menurut data itu, artinya Kementerian Investasi/BKPM telah mengumpulkan sekitar 51 persen dari total target investasi tahun ini, yang sebesar Rp1.200 triliun. Pencapaian kinerja yang moncer itu tentu disyukuri oleh Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia.

Menteri Bahlil menyebut, capaian itu menandakan pulihnya investasi, setelah sempat melambat terkena imbas akibat pandemi Covid-19 yang melanda sejak dua tahun lalu.  Di masa itu, menurutnya, para pelaku usaha melakukan penyesuaian, baik berupa penundaan maupun penghentian produksi untuk sementara waktu.

Di saat bersamaan, pemerintah melakukan berbagai upaya untuk membantu para pelaku usaha agar tetap bertahan dan hasilnya dirasakan saat ini.  “Peningkatan angka realisasi investasi pada kuartal II-2022 sebesar 7,0 persen ini sejalan dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang diprediksi sejumlah pengamat ekonomi akan lebih dari 5 persen, melampaui kuartal I-2022,” ujar Bahlil dalam sebuah konferensi pers, pada Rabu (20/7/2022).

Bahkan, Bahlil menambahkan, persebaran realisasi investasi di luar Pulau Jawa pada triwulan ini kembali lebih unggul dari Pulau Jawa dengan kontribusi sebesar Rp157,1 triliun atau 52,0 persen dari total investasi, meningkat 38,0 persen dari periode yang sama di tahun 2021.

Adapun investasi di luar Pulau Jawa mendapat kontribusi yang besar dari Sulawesi Tengah yang berada di peringkat ketiga dan Riau di peringkat kelima. Selain kedua daerah tersebut, posisi lima besar diduduki oleh Provinsi Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Jawa Timur yang masih memberikan kontribusi besar dalam realisasi investasi di triwulan ini.

 Peningkatan di KEK

Berkaitan dengan pencapaian realisasi investasi, Menko bidang Perekonomian Airlangga Hartarto juga memberikan apresiasinya. Untuk kali ini, Airlangga menyoroti peningkatan investasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

Data Kemenko Perekonomian menyebutkan, peningkatan investasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang secara kumulatif berjumlah Rp84,5 triliun dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 32.850 orang sepanjang triwulan II-2022.

Menurut Menko Airlangga, selaku juga Dewan Nasional KEK, kemajuan realisasi investasi di KEK tidak lepas dari upaya perbaikan yang dilakukan pemerintah melalui sejumlah regulasi pendukungnya. Regulasi itu, misalnya, melalui Undang-Undang Cipta Kerja yang melingkupi perluasan kegiatan usaha, yaitu jasa kesehatan dan pendidikan, pemberian insentif dan kemudahan, penataan kelembagaan, sistem elektronik perizinan berusaha dan kegiatan pendukung (OSS), serta sistem elektronik pelayanan perpajakan dan kepabeanan.

Lebih lanjut, Menko Airlangga mengatakan bahwa dampak dari perbaikan tersebut dapat dilihat dari kemajuan yang pesat atas empat KEK yang ditetapkan pada 2021, setelah diterbitkannya UU Cipta Kerja.

Sejumlah itu KEK, antara lain, KEK Nongsa dan KEK Batam Aero Technic di Batam Provinsi Kepulauan Riau, KEK Lido di Provinsi Jawa Barat, dan KEK Gresik di Jawa Timur. Kempat KEK tersebut dalam jangka waktu satu tahun telah merealisasikan investasi sebesar Rp29,1 triliun dan lapangan kerja baru sebanyak 9.746 orang.

“Ke depan, potensi investasi di KEK dapat lebih ditingkatkan sehingga lapangan kerja baru dapat semakin diperluas dan meningkatkan multiplier effect yang bermanfaat bagi masyarakat di daerah,” ungkap Menko Airlangga.

Oleh karena itu, sejumlah kemudahan terus didorong di sejumlah KEK, seperti pemanfaatan fasilitas fiskal, terutama fasilitas tax holiday atau tax allowance, pembebasan bea masuk untuk barang modal di KEK, serta fasilitas PPN tidak dipungut untuk sejumlah transaksi barang dan jasa di KEK.

Presiden Ikut Mendorong

Selain para pembantu presiden yang bekerja keras agar investasi terus mengalir deras di dalam negeri, Presiden Joko Widodo pun tidak tinggal diam. Kepala Negara pun ikut mendorong investor asing masuk ke Indonesia, termasuk ketika melakukan kunjungan ke Jepang, Korea Selatan (Korsel), dan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) pada akhir Juli silam.

Besarnya perhatian Presiden Jokowi tampak pula dari pembahasan khusus yang digelar bersama para menterinya di Istana Merdeka, Rabu (24/8/2022). Menurut Menteri Investasi/BKPM Bahlil Lahadalia, dari hasil kunjungan itu, Indonesia memperoleh komitmen investasi sebesar USD6,72 miliar dari Korsel. Nilai itu, setara dengan Rp100 triliun lebih.

“Perlu kami sampaikan bahwa dari yang sudah ada semuanya sudah on going, bahkan sebagian groundbreaking-nya mulai di akhir tahun ini dan sebagian di Januari,” ujar Bahlil.

Bahlil menambahkan, dalam komitmen investasi tersebut terdapat komitmen penambahan investasi sebesar USD3,5 miliar dari Posco, yang akan bekerja sama dengan Krakatau Steel untuk memproduksi baja untuk otomotif termasuk kendaraan listrik. “Seluruh perizinan dan insentifnya sudah clear,” ujar Bahlil.

Selain itu, terdapat juga komitmen untuk pembangunan pabrik sepatu di Sragen, Jawa Tengah, yang akan menyerap tenaga kerja kurang lebih 30.000 orang. Kemudian juga LG yang membangun pabrik baterai listrik serta berminat untuk berinvestasi di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

“LG dalam membangun ekosistem baterai mobil semuanya masih dalam schedule, semua kerja, dan realisasinya sebagiannya sudah jalan,” kata Bahlil.

Untuk Tiongkok, Bahlil mengungkapkan, komitmen Tiongkok untuk penambahan impor CPO dari Indonesia. Selain itu, Tiongkok juga akan berinvestasi dalam pembangunan Green Industrial Park di Kalimantan Utara (Kaltara) serta energi baru terbarukan.

“Tadi kami diarahkan untuk melakukan percepatan terhadap kawasan industri di Kaltara. Alhamdulillah, semua perizinannya sudah selesai dan sekarang pembangunan infrastrukturnya sudah mulai,” ujarnya.

Bagaimana dengan realisasi dari kunjungan ke Jepang, pada kesempatan yang sama juga disampaikan ada sejumlah investasi dari Jepang yang masuk ke Indonesia. Di antaranya, tambahan investasi dari Mitsubishi sebesar Rp10 triliun, Toyota Group sebesar Rp27,1 triliun, serta realisasi investasi dari Glico maupun dari sektor ritel.

Di bidang infrastruktur, kerja sama untuk proyek strategis seperti Pelabuhan Patimban juga dilanjutkan. Pelabuhan Patimban akan terus dilanjutkan di tahap II (2024–2025) dengan investasi sekitar Rp7,58 triliun dan persiapan untuk fasilitas tahap III Kerja sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) sebesar Rp3,86 triliun.

Menteri Bahlil juga menambahkan, salah satu komitmen investasi Jepang diperoleh dari Sojitz Corp yang akan membangun industri metanol di wilayah Indonesia bagian timur.

“Pembangunan industri metanol di Papua Barat, sudah disepakati juga bahwa metanolnya di (Teluk) Bintuni dan pabrik pupuknya di Fakfak, dan semuanya berjalan. Jadi total investasi yang dari Jepang yang kami umumkan USD5,2 miliar. Itu semua berjalan,” ujar Bahlil. (Firman Hidranto)