Asrullah Rasak: Kalau Perlu Tutup SPBU
MAJENE – Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PC PMII) Majene gelar demonstrasi sebagai aksi protes atas naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di depan Kantor Bupati Majene, Senin (05/09/2022).
Ketua Cabang PMII Majene Asrullah Rasak mengungkapkan, demonstrasi dilakukan pada dua titik, yaitu di Bundaran Patung Pahlawan dan depan Kantor Bupati Majene. “Dengan alasan apapun, kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM kami nilai akan berdampak buruk terhadap kehidupan masyarakat kecil,” ungkapnya.
Ia membeberkan, kebijakan yang tidak pro rakyat, tidak dapat dibiarkan berlangsung dan berkembang karena akan mempengaruhi naiknya harga komoditi kebutuhan masyarakat lainnya.
Dalam aksi yang digelar September bergerak, PMII Majene menyuarakan tiga poin tuntutan, diantaranya Berantas Mafia BBM, Terapkan Subsidi Tepat Sasaran, Libatkan Rakyat dalam penyaluran BBM bersubsidi.
“Sesuai dengan referensi dari para sahabat, sejak era kepemimpinan Bapak Presiden Jokowi, kenaikan BBM mengalami pasang surut, yaitu 1 Maret 2015 harga bensin premium naik Rp200 perliter menjadi Rp6.800 perliter, sementara untuk harga solar tetap Rp6.400 perliter. Keputusan itu, diambil atas pertimbangan sejumlah aspek, antara lain untuk menjaga kestabilan sosial ekonomi pengelolaan harga dan logistik,” bebernya.
Selanjutnya, pada 28 Maret 2015 lalu pemerintah kembali menaikkan harga BBM jenis premium dan solar sebesar Rp500 perliter dengan alasan di balik kenaikan BBM subsidi saat itu yakni mempertimbangkan dinamika mutakhir harga minyak dunia dan perekonomian nasional.
“Tapi selang beberapa hari setelah menaikkan harga, pemerintah kembali memutuskan menurunkan harga BBM jenis premium sebesar Rp500 perliter dari Rp6.950 menjadi Rp6.450 perliter dan harga solar pun ikut turun. Pengumuman disampaikan Menteri ESDM saat itu Sudirman Said melalui konferensi pers di Istana Negara,” ulasnya.
Kemudian, pada 10 Oktober 2018, pemerintah kembali mengumumkan kenaikan harga BBM namun hanya selang beberapa menit kenaikan harga BBM jenis premium, dan dibatalkan dikarenakan Menteri ESDM saat itu Ignasius Jonan mengatakan pihak pertamina belum siap menaikkan harga premium.
“Terakhir pada 3 September 2022 kemarin, harga pertalite dari Rp7.650 perliter menjadi Rp10.000 perliter, harga Solar subsidi dari Rp5.150 perliter menjadi Rp6.800 perliter, harga pertamax dari Rp12.500 menjadi Rp14.500 perliter,” ulasnya.
Ia berujar, dalam menghadapi situasi sulit keputusan pemerintah meniakkan harga BBM bukanlah keputusan yang tepat karena yang akan terjadi justru ketidak stabilan sosial dalam negara.
“Kami meminta kepada seluruh pihak pemerintah Majene untuk tidak berdiam diri dan segera mengambil sikap mencari solusi terbaik dalam menyelesaikan problem yang mencekik masyarakat kecil ini,” pintanya.
Ia menegaskan, jika kondisi dibiarkan berangsur lama maka PC. PMII Majene akan kembali menggelar aksi demonstrasi. “Kalau perlu semua SPBU di Majene ditutup sebagai puncak protes dari ketidak adilan dan kesewenang-wenangan ini,” pungkasnya. (irs)