Peluang Investasi Besar di Kawasan Pariwisata

Peluang Investasi Besar di Kawasan Pariwisata
Labuan Bajo dengan kekayaan wisata alam dan budayanya itu kini menjadi destinasi unggulan. Infrastruktur digenjot untuk menambah keistimewaan. INFOPUBLIK/ Amiriyandi

Ada peluang investasi besar di kawasan pariwisata. Dampak ke lapangan kerja enam kali lebih besar. Indeks pembangunan tour dan travel Indonesia telah menyalip Thailand dan Malaysia.

Berada di semenanjung yang dikepung laut biru dengan beberapa pulau kecil di sekelilingnya membuat Kota Labuan Bajo memang tampak cantik nan menawan.

Serangkaian penataan kawasan dengan sentuhan arsitektur mutakhir, yang disertai pembangunan berbagai infrastruktur, menjadikan kota berpenduduk 56 ribu jiwa itu kini mendapat pengakuan sebagai destinasi pariwisata kelas dunia.

Pembangunan Labuan Bajo yang merupakan Ibu Kota Kabupaten Manggarai Barat sudah dilakukan sudah cukup lama.

Tapi, belakangan pengerjaannya mengalami percepatan. Ada 42 paket pembangunan sarana, infrastruktur, penataan pengembangan kawasan atau upgrade lingkungan, yang sedang dan telah dilakukan di sana.

Pada kurun 2020-2021 saja, curahan anggaran untuk pengembangan wisata di Labuan Bajo mencapai Rp1,4 triliun, terutama lewat Kementerian Perhubungan dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Labuan Bajo dengan kekayaan wisata alam dan budayanya itu kini menjadi destinasi unggulan. Apalagi, kawasan itu pun menjadi pintu gerbang ke “Jurassic Park” Taman Nasional Komodo yang mengkonservasi habitat kadal raksasa peninggalan kehidupan purba. Tak ayal Labuan Bajo adalah destinasi wisata idaman.

Investasi besar dari pemerintah di kawasan pariwisata superprioritas yang berada di ujung barat Flores itu segera diikuti oleh pihak swasta.

Kini di sana tersedia 11 hotel dari bintang 3 hingga bintang 5 dengan total kapasitas 848 kamar dan ditargetkan terus bertambah hingga 1.500 kamar sampai akhir 2022. Investasi lainnya berupa homestay, klinik kesehatan, restoran, kafe, kios, taksi, dan kapal-kapal wisata yang melayani trayek ke Taman Nasional Komodo.

Pemerintah juga telah melakukan investasi besar di kawasan superprioritas lainnya, yakni di Mandalika, Lombok. Sampai Maret 2022, lebih dari Rp3,8 triliun sudah ditanamkan pemerintah ke seputaran Mandalika, termasuk untuk sirkuit balap MotoGP yang menelan anggaran lebih dari Rp2 triliun.

Investasi swasta yang menyertainya, antara lain, Hotel Pullman, Golden Tulip, Aloft Hotel, dan Marta Hotel. Realisasi investasi swasta sampai akhir 2021 mencapai Rp824 miliar dari kominten Rp2,2 triliun sampai 2024.

Menyongsong Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika sebagai destinasi wisata dunia, investasi masih akan berlanjut. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menyebutkan, ada peluang swasta berinvestasi di luar bidang lain, di luar layanan wisata yang baku.

Ada peluang, misalnya, pengembangan Bandara International Selaparang, investasi di bidang pengadaan air bersih, telekomunikasi, pengelolaan limbah, atau investasi dalam skala UKM.

Menparekraf Sandiaga mengajak para investor untuk berinvestasi di sektor wisata, khususnya pada lima destinasi superprioritas (DSP) serta delapan kawasan ekonomi khusus (KEK) pariwisata, yang kini dikembangkan pemerintah.

Kelima DSP itu adalah Kawasan Toba, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo, dan Likupang (Sulawesi Utara).

Ada pun ke-8 KEK pariwisata itu, antara lain, Tanjung Kelayang (Belitung), Nongsa (Batam), Tanjung Lesung (Banten), Lido (Sukabumi, Jawa Barat), Singorasi (Jawa Timur), Likupang, Mandalika, dan Morotai (Maluku Utara).

‘’Sebelum saya bertugas di pemerintahan, saya mengelola investasi, dan saya melihat peluang besar. Apalagi, investasi ini begitu banyak menciptakan lapangan pekerjaan,” ucap Sandiaga, dalam Forum Investasi dan Pembiayaan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di ARTOTEL Suites Mangkuluhur, Jakarta, Kamis (28/7/2022).

Lapangan Kerja Luas

Menparekraf Sandi Uno perlu menekankan isu dampak ketenagakerjaan karena dianggap cocok bagi Indonesia yang berkelimpahan sumber daya manusia.

Setiap 1 dolar investasi di sektor wisata, katanya, berdampak enam kali lipat lebih besar dibanding investasi di sektor industri yang lain.

Dengan nilai yang sama, investasi di sektor wisata bisa menciptakan lapangan kerja enam kali lebih banyak.

“Skema pembiayaannya pun sudah ada sehingga memberikan dampak yang luas,” katanya.

Maka, yang diperlukan adalah langkah eksekusi, agar peluang investasi di lima DSP, 8 KEK, dan 12 lokasi sustainable tourism itu bisa menjadi sustainable project.

Dalam catatannya, untuk Kawasan Toba, Borobudur dan Labuan Bajo diperlukan investasi Rp6,7 triliun sedangkan di 22 kawasan lainnya ada peluang investasi Rp226,79 triliun.

Peluang tersebut, kata Menparekraf, cukup menjanjikan. Dunia pariwisata Indonesia berkembang positif dan pesat. Mengacu pada World Economic Forum tentang Travel & Tourism Development Index (TTDI) 2022, yang dirilis Mei 2022, Indonesia kini berada di peringkat 32 dari 117 negara yang diobservasi. Posisi Indonesia naik 12 tangga dibandingkan 2019.

‘’Para investor telah melihat adanya peluang yang signifikan yang dilihat dari TTDI Indonesia yang naik 12 peringkat, di atas Thailand dan Malaysia. Sehingga ini membuka minat untuk berinvestasi,” ujar Sandiaga Uno.

Ia pun mendorong para investor lokal memanfaatkan momentum yang cukup menjanjikan ini. Ada insentif pembiayaan, pajak, dan penggunaan lahan usaha di kawasan wisata yang berstatus KEK atau DSP tersebut.

Menparekraf pun bertekad akan mengawal agar investasi yang sudah berjalan di sektor wisata bisa lancar dan tuntas.

“Sesuai arahan Presiden Jokowi, proyek-proyek infrastruktur harus selesai pada 2023–2024, tidak boleh ada satu pun yang mangkrak (macet dan terbengkalai). Untuk itu, investor harus bergegas menyelesaikan pembangunannya sampai 2024, supaya target 4,4 juta lapangan kerja baru dapat terealisasikan,” ujarnya. (***)