Menyiapkan Paket Komplet Labuan Bajo

Menyiapkan Paket Komplet Labuan Bajo

LABUAN BAJO – Perluasan Bandara Komodo tentu menambah kesempatan bagi para pelaku ekonomi kreatif lokal maupun nasional.

Sejak 2019 sampai sekarang, pemerintah terus mengembangkan kawasan Labuan Bajo, sebagai salah satu destinasi pariwisata superprioritas (DPSP). Penataan kawasan dan infrastruktur dilakukan untuk mendukung pariwisata di Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.

Untuk memberikan kenyamanan bagi para pelancong di Labuan Bajo, pemerintah membangun Terminal Multipurpose Wae Kelambu untuk menggantikan pelabuhan lama Labuan Bajo, yang dikhususkan sebagai dermaga kapal wisata serta areal Waterfront Marina.

Kemudian dibangun pula Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Puncak Waringin, Kawasan Batu Cermin, dan delapan ruas jalan di Labuan Bajo.

Fasilitas dan infrastruktur itu sudah diresmikan Presiden Joko Widodo, pada Oktober 2021. Tahun ini, pemerintah kembali menyelesaikan sejumlah sarana pendukung kawasan wisata superprioritas tersebut, seperti, perluasan Bandar Udara Komodo, Labuan Bajo.

Kementerian Perhubungan membangun perluasan Bandara Komodo sejak 2020 hingga 2022. Mulai perpanjangan landasan pacu (runway), dari sebelumnya sepanjang 2.450×45 meter kini menjadi 2.650×45 meter, yang mampu didarati pesawat jenis B737 Series (narrow body).

Selain itu, dilakukan pula perluasan gedung terminal hingga 13.366 meter persegi dan beautifikasi gedung terminal dengan tampilan khas rumah adat Wae Rebo dan siluet Komodo. Ke depan, bandara ini akan diperpanjang menjadi 2.750 meter agar bisa dipakai pesawat berbadan lebar.

Menparekraf Sandiaga Uno menambahkan, perluasan Bandara Komodo tentunya juga menambah kesempatan bagi para pelaku ekonomi kreatif lokal maupun nasional untuk menampilkan produk mereka di gerai-gerai yang tersedia di bandara.

Pihaknya terus memfasilitasi peningkatan kunjungan dan layanan ke Labuan Bajo, melalui Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF). Promosi kunjungan tidak sekadar mempromosikan Labuan Bajo, melainkan destinasi wisata lainnya yang tersebar di wilayah Floratama (Flores, Alor, Lembata, dan Bima), Nusa Tenggara Timur.

Pada Kamis (21/7/2022), Presiden Joko Widodo meresmikan langsung perluasan Bandara Komodo, sekaligus Kawasan Marina-Labuan Bajo, Sistem Pengelolaan Sampah Warloka yang ada di Marina, dan Kawasan Pulau Rinca. Pada kesempatan itu, Presiden Jokowi mengatakan, pembangunan yang dilakukan di DPSP Labuan Bajo harus memberikan manfaat nyata untuk negara dan rakyat.

“Saya kira semuanya harus dihitung dan ada rutenya. Target pertama Labuan Bajo satu juta wisatawan sesuai kapasitas bandaranya,” kata Presiden Joko Widodo.

Satu hal, Presiden Joko Widodo juga menyoroti kebersihan kawasan Labuan Bajo, sebagai wajah utama dari pariwisata nasional. Ia meminta, pemerintah daerah, pelaku usaha, dan masyarakat menjaga hal ini.

Untuk mendukung budaya kebersihan di Labuan Bajo, Kementerian PUPR telah membuat Sistem Pengelolaan Sampah Warloka. Peningkatan ekonomi berbasis konservasi alam juga dijadikan ciri khas Labuan Bajo.

Oleh karena itu, pemerintah menata kawasan Pulau Rinca sebagai salah satu destinasi utama wisatawan untuk melihat satwa komodo. Sedangkan, Pulau Komodo dan Pulau Padar akan dibatasi pengunjungnya,

“Untuk pariwisata (kita punya) Pulau Rinca, sehingga ini kita benahi untuk wisatawan dan komodonya. Untuk konservasi kemarin sudah sepakat di Pulau Komodo dan Pulau Padar. Komodo di Pulau Komodo dan Pulau Rinca itu sama,” imbuh Presiden Jokowi.

Penataan Kawasan Pulau Rinca bertujuan untuk meningkatkan kualitas infrastruktur pariwisata Taman Nasional Komodo di Loh Buaya, Pulau Rinca. Di samping manfaat pariwisata, penataan ini juga bertujuan untuk menjaga outstanding universal value (OUV), warisan alam dunia.

Pembenahan Kawasan Pulau Rinca dilaksanakan pada 2020–2022 dengan anggaran Rp113,85 miliar. Lingkup kegiatan penataan ini meliputi pembangunan dermaga dan pengaman pantai, elevated deckguest house, kolam satwa, dan museum.

Elevated deck dan bangunan penunjang lainnya didirikan dengan tinggi mencapai dua meter agar tidak mengganggu aktivitas komodo dan satwa lainnya yang melintas. Serta untuk melindungi keselamatan para pengunjung.

Jumlah kunjungan wisatawan nusantara maupun asing ke Labuan Bajo hingga Juni 2022 mencapai 65 ribu. Diharapkan target 120 ribu–150 ribu orang tercapai pada 2022, seiring dengan pelonggaran aturan bepergian dan pemulihan ekonomi. Sebelum pandemi Covid-19, jumlah turis yang datang ke Labuan Bajo mencapai 260 ribu pada 2019.

Tujuan penataan DPSP Labuan Bajo agar turis semakin nyaman berwisata menikmati keindahan Labuan Bajo, bukan hanya Pulau Komodo tapi juga spot-spot lainnya yang ada di kawasan tersebut. Kepala Negara menyaksikan sendiri sejak pagi hingga sore, wajah Labuan Bajo kini sudah semakin cantik.

Sebagai destinasi wisata, Labuan Bajo merupakan paket komplet. Mulai dari pesona alam pantai dan pulaunya, keunikan budaya, dan habitat bagi satu-satunya satwa berjenis dinosaurus yang tersisa di dunia. (***)