JAKARTA – Tren penularan Covid-19 pada akhir pekan lalu terdeteksi kembali melandai. Namun pemerintah tetap fokus pada pelaksanaan prokes, booster, dan 3T.
Infeksi virus corona masih mencengkeram dunia. Sebagaimana dilansir Worldometers, update global hingga Selasa, 5 Juli 2022, pukul 10.53 WIB, menunjukkan bahwa total kasus positif telah mencapai 555.255.374.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 18.905.176–yang jika dibulatkan menjadi sekitar 19 juta–kasus aktif terkonfirmasi saat ini. Angka kematian pun terus bertambah menjadi 6.362.453 jiwa. Sedangkan kasus kesembuhan mencapai 529.987.745 pasien.
Urutan pertama negara dengan kasus corona tertinggi dunia masih diisi AS dengan 89.567.321 kasus positif, 1.043.372 kematian, 85.286.101 kesembuhan, dan 3.237.848 kasus aktif. Disusul India yang mengonfirmasi 43.532.788 kasus positif, 525.223 kematian, 42.879.477 kesembuhan, dan 128.088 kasus aktif.
Selanjutnya ada Brasil yang menempati posisi ketiga dengan 32.536.302 kasus positif, 672.101 kematian, 30.967.114 kesembuhan, dan 897.087 kasus aktif. Di posisi keempat ada Prancis yang mencatatkan 31.452.173 kasus positif, 149.726 kematian, 29.774.092 kesembuhan, dan 1.528.355 kasus aktif.
Jerman menempati posisi kelima di dunia dengan 28.542.484 kasus positif, 141.397 kematian, 26.886.400 kesembuhan, dan 1.514.687 kasus aktif. Lalu posisi keenam hingga sepuluh secara berurutan masing-masing ditempati oleh Inggris dengan 22.741.065 kasus positif, Italia 18.805.756 kasus positif, Rusia 18.442.625 kasus positif, Korea Selatan 18.413.997 kasus positif, dan Turki 15.180.444 kasus positif.
Sementara itu, di tanah air, tercatat total ada 6.097.925 kasus positif. Hal itu menempatkan Indonesia di posisi 19 dunia. Laporan Satgas Covid-19 hingga Selasa (5/7/2022) sore, menunjukkan adanya penambahan harian sebanyak 2.577 kasus.
Dari jumlah tersebut, Provinsi DKI Jakarta menjadi daerah penyumbang terbanyak dengan penambahan 1.276 kasus. Kemudian disusul Jawa Barat 555 kasus dan Banten 324 kasus Covid-19.
Jumlah itu merupakan hasil tracing melalui pemeriksaan sebanyak 91.018 spesimen yang dilakukan dengan metode real time polymerase chain reaction (PCR) dan tes cepat molekuler (TCM). Selain itu, juga dilaporkan penambahan jumlah orang meninggal akibat corona sebanyak 8 orang, sehingga total meninggal menjadi 156.766 orang. Angka kesembuhan pada hari itu tercatat 1.691 orang, sehingga total ada 5.923.808 penyintas Covid-19.
Sementara itu, berdasarkan catatan GISAID per awal pekan ini, sebagaimana disampaikan disampaikan Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Mohammad Syahril, kasus Covid-19 di Indonesia didominasi oleh varian Omicron BA.5 sebanyak 87%. “Jadi (trennya) sudah bergeser ke subvarian BA.5,” kata Syahril.
Syahril menjelaskan, kali ini gejala yang ditimbulkan oleh virus cenderung lebih ringan daripada Delta dan Omicron. Hal tersebut membuat keterisian tempat tidur di rumah sakit (bed occupancy ratio/BOR) berada di kisaran delapan hingga sembilan persen. “Kalau kita lihat data di sini, yang sakit sedang hanya sekitar delapan sampai sembilan persen. Jadi tidak seperti halnya Delta maupun Omicron yang lalu. Jadi tidak usah khawatir tingkat keganasannya atau tingkat keparahannya, itu tidak terlalu berat, sehingga kita lebih banyak orang tanpa gejala (OTG) dan gejala ringan saja,” jelas Syahril.
Itulah sebabnya, Syahril menegaskan, kini yang terpenting adalah kewaspadaan yang dibangun agar tidak terlena dengan kondisi yang sudah terkendali. “Kewaspadaan bersama artinya masyarakat juga harus waspada, pemerintah apalagi. Yang harus kita lakukan, yaitu melakukan dan mencegah penularan dan mengendalikan jika penularan sudah terjadi agar tidak terlalu berat,” tukasnya.
Sebagaimana diketahui, sebelumnya Satgas Penanganan Covid-19 menyebut, Indonesia mengalami peningkatan kasus Covid-19 secara signifikan dalam sepekan. Bahkan, angka kenaikan di Indonesia tercatat tertinggi, dibanding negara lain. Diungkap Jubir Satgas Covid-19 Profesor Wiku Adisasmito, dalam konferensi pers secara virtual, pada Jumat, 1 Juli 2022, kenaikan di Indonesia menjadi yang paling signifikan, yaitu naik 620 persen dalam 28 hari.
Respons Pemerintah
Merespons perkembangan terkini di Indonesia, yang menunjukkan adanya kenaikan penularan virus Covid-19, khususnya varian baru BA.4 dan BA.5, Pemerintah Indonesia melalui Menteri Kesehatan (Meneks) Budi Gunadi Sadikin dalam telekonferensi di Jakarta, pada Senin, 4 Juli 2022, mengingatkan masyarakat agar tetap disiplin protokol kesehatan (prokes). Hal itu, dia mengingatkan, penting demi bisa menekan angka kenaikan kasus Covid-19.
“Jadi tetap jalankan prokes, terutama memakai masker saat di ruangan, kerumunan, atau saat kondisi tidak sehat. Mari secara konsisten kita jalankan,” tandasnya.
Budi juga mendorong masyarakat menyegerakan diri untuk menjalani vaksinasi dosis ketiga atau booster. Demi meningkatkan antibodi tubuh, sehingga terlindungi dari bahaya Covid-19.
Pemerintah dalam waktu dekat juga akan menerapkan kebijakan syarat perjalanan dengan wajib vaksin booster. Tak hanya sebagai syarat perjalanan, penerapan wajib booster juga akan menyasar aturan masuk fasilitas publik seperti masuk mal.
Kebijakan vaksin booster sebagai syarat perjalanan itu ditujukan untuk melindungi masyarakat dari serangan virus SARS COV-2 yang menyebabkan penyakit Covid-19. Diketahui, vaksinasi Covid-19, termasuk booster memberikan pencegahan kegawatan bila terpapar Covid-19. Sehingga, tidak sampai dirawat di rumah sakit dan bergejala berat.
Mitigasi penularan Covid-19 memang terus dilakukan pemerintah demi melindungi masyarakat di tanah air dari ancaman virus yang ditemukan pertama kali di Wuhan, Tiongkok, akhir Desember 2019. Termasuk menggencarkan testing dan tracing.
Memang diketahui, demi menghadapi ancaman lonjakan kasus Covid-19, Kementerian Kesehatan memperkuat pelaksanaan 3T, yakni testing, tracing, dan treatment terutama di daerah yang tingkat penularan kasusnya tinggi. Rencananya, penguatan langkah penanganan pandemi itu akan dilakukan hingga 3—4 kali lipat dari yang ada.
Saat ini kapasitas testing harian di Indonesia sekitar 100 ribu kasus per hari. Dengan target itu maka capaian testing per hari bisa mencapai 400 ribu kasus. Untuk mencapai target tersebut, setiap kabupaten/kota telah akan ditetapkan target harian yang harus dikejar, sesuai dengan guidance WHO.
Untuk keperluan pelacakan, Kementerian Kesehatan memperbolehkan pemerintah daerah menggunakan pemeriksaan Swab PCR maupun RDT Antigen. RDT Antigen diutamakan bagi daerah yang alat diagnosisnya terbatas, sehingga hasilnya bisa diketahui lebih cepat dan tes dapat dilakukan secara masif sehingga dapat mempercepat tracing.
Di samping penguatan testing, Kementerian Kesehatan dalam situs resminya juga menyebut pemberlakuan strategi memperketat penanganan kontak erat. Seluruh kontak erat dari kasus terkonfirmasi harus dikarantina sampai hasil tes menyatakan negatif agar tidak menjadi sumber penularan di tengah masyarakat.
Tren Melandai
Sejak akhir pekan lalu, tren penularan Covid-19, yang didominasi oleh varian virus BA.5 tersebut mulai terdeteksi mengalami penurunan. Itulah sebabnya, setelah sempat mengumumkan bahwa 14 daerah berada dalam level 2 Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), Pemerintah Indonesia mengembalikan status wilayah-wilayah itu ke level 1.
“Meskipun berdasarkan indikator transmisi komunitas wilayah aglomerasi Jabodetabek berada pada level 2, tetapi dalam satu minggu terakhir kami melihat terjadi tren pelandaian (flattening) yang mengindikasikan wilayah aglomerasi Jabodetabek telah melewati puncak,” kata Dirjen Bina Administrasi Kewilayahan, Kementerian Dalam Negeri (Bina Adwil, Kemendagri) Safrizal, kepada wartawan, Rabu (6/7/2022).
Keputusan Pemerintah itu pun tertuang dalam Inmendagri 35/2022 yang diteken Mendagri Tito Karnavian pada 5 Juli 2022. Disebutkan dalam keputusan itu, Gubernur DKI Jakarta untuk wilayah Kabupaten/Kota dengan kriteria level 1, yaitu Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, Kota Administrasi Jakarta Barat, Kota Administrasi Jakarta Timur, Kota Administrasi Jakarta Selatan, Kota Administrasi Jakarta Utara, dan Kota Administrasi Jakarta Pusat.
Selain DKI Jakarta, level PPKM di Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Kota Bogor, Kota Bekasi, Kota Depok, Kabupaten Bogor, dan Kabupaten Bekasi (Bodetabek) juga kembali ke level 1. Demikian juga di Kota Cilegon, Kabupaten Serang, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Lebak, Kota Serang, Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, dan Kota Tangerang Selatan.
“Setelah melakukan review dan asesmen terhadap kondisi tersebut, mengingat inmendagri akan berlalu selama satu bulan, dengan pertimbangan kasus yang sudah mulai melandai dan diperkirakan akan kembali ke level 1, serta tingkat rawat inap dan kematian yang masih rendah dan terkendali, kami memutuskan untuk merevisi level PPKM wilayah aglomerasi menjadi level 1,” lanjut Safrizal.
Dengan status level 1 tersebut, maka mal/pusat perbelanjaan di Jabodetabek kembali beroperasi dengan kapasitas 100 persen. Demikian juga dengan perusahaan di sektor nonesensial yang dapat kembali menerapkan 100 persen bekerja dari kantor (WFO).
Restoran atau rumah makan juga bisa menerapkan hingga 100 persen kapasitas pengunjung, begitu juga kapasitas di warung makan/pedagang kaki lima. Restoran/kafe yang beroperasi malam hari mulai pukul 18.00 hingga 02.00 WIB juga diizinkan membuka kapasitas 100 persen.
Tak hanya itu, kapasitas bioskop, tempat ibadah, fasilitas umum, seperti taman dan tempat wisata umum, kegiatan seni budaya dan pusat kebugaran sebesar 100 persen. Sedangkan angkutan umum masih diperkenankan mengangkut penumpang hingga 100 persen.
Pada kesempatan itu, Safrizal juga menegaskan bahwa kebijakan tersebut diambil untuk menjaga aspek kesehatan. “Langkah ini dilakukan untuk tetap menjaga aspek kesehatan dengan memperhatikan tren pemulihan ekonomi yang terus berlanjut,” ucapnya. (***)