Ganjar Pranowo Ziarah ke Makam Pangeran Diponegoro dan Sultan Hasanuddin

Ganjar Pranowo Ziarah ke Makam Pangeran Diponegoro dan Sultan Hasanuddin
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo ziarah ke makam Pangerang Diponegoro dan Sultan Hasanuddin di Sulsel (CNN Indonesia/Safir Makki)

MAKASSAR – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berziarah ke makam pahlawan nasional yakni Pangeran Diponegoro di Kota Makassar dan Sultan Hasanuddin di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.

“Hari ini kita ziarah di makam Sultan Hasanuddin, kemarin di makam Pangeran Diponegoro juga,” kata Ganjar mengutip Antara, Sabtu (7/5).

Ganjar mengatakan sosok Pangeran Diponegoro memiliki banyak nilai perjuangan dan kepemimpinan yang bisa diteladani.

Dia berziarah ke makam Pangeran Diponegoro bersama istri, Siti Atiqoh Supriyanti, dan anaknya, Muhammad Zinedine Alam Ganjar.

Dalam kesempatan itu, Ganjar juga menyebut ada ikatan sejarah antara Jawa Tengah, khusus Daerah Istimewa Yogyakarta dan Makassar.

Dia berasumsi demikian melihat dari jubah peninggalan Pangeran Diponegoro dan kursi yang dipakai saat berunding dengan Belanda kini tersimpan di Museum Kamar Pengabdian Diponegoro di Kota Magelang, Jateng.

Kala itu, Pangeran Diponegoro dijebak saat berunding lalu ditangkap Belanda. Dia kemudian diasingkan hingga wafat dan dimakamkan di Makassar.

Saat berada di kompleks makam Sultan Hasanuddin, Ganjar Pranowo juga menyinggung soal kemiripan dengan corak Jawa.

“Ada mirip-mirip dengan bangunan kuno, candi-candi Borobudur, ini diceritakan, mungkin saling menginspirasi, bagaimana cara mengelem batunya, ceritanya sama. Kemungkinan di lem pakai putih telur. Makam terawat dengan sangat bagus dengan keluarganya,” ungkapnya.

Ganjar pun kagum dengan sosok Sultan Hasanuddin yang menjadi Raja Gowa ke-16 di usia 17 tahun. Dia menekankan bahwa Sultan Hasanuddin perlu menjadi rujukan generasi muda Indonesia saat ini.

“Pertama, Sultan Hasanuddin jadi raja masih muda, memerintah usia 17 tahun dan saking punya semangat heroik, punya semangat patriotik, yang tinggi sampai Belanda takut. Kemudian dijuluki ‘Ayam Jantan’ dari timur dan itu dipasang gambarnya di atas makam,” kata Ganjar. (Antara/cnn/bmw)