Setelah 20 Tahun, Warga Afghanistan Rayakan Lebaran di Bawah Taliban

oleh
Setelah 20 Tahun, Warga Afghanistan Rayakan Lebaran di Bawah Taliban
Warga Afghanistan merayakan Idul Fitri pertama mereka di bawah pemerintahan baru Taliban. Perayaan tahun ini berbeda selama 20 tahun terakhir. (Taliban Authorities via AFP)

AFGANISTAN – Warga Afghanistan merayakan Idul Fitri pertama mereka di bawah pemerintahan baru Taliban. Perayaan tahun ini berbeda selama 20 tahun terakhir.

Meski perang telah berakhir, hari kemenangan tak benar-benar berarti bagi sebagian besar orang di Taliban. Itu lantaran masih terdapat krisis ekonomi yang melanda negara itu dan pembatasan hak-hak dasar pemerintah Taliban.

“Meski keinginan kami terpenuhi dan perang berakhir, Idul Fitri kali ini tidak sewarna tahun-tahun sebelumnya seperti krisis ekonomi, dan perampasan hak-hak dasar rakyat membuat kami kecewa,” kata Sultan Khan, seorang tetua komunitas, mengatakan kepada EFE.

Pemboman baru-baru ini, krisis ekonomi yang serius, larangan Taliban untuk mendidik anak perempuan, pembatasan kesempatan kerja bagi perempuan, pembatasan sosial dan perubahan politik yang signifikan adalah penyebab utama kekecewaan di antara orang-orang Afghanistan di momen Idul Fitri kali ini.

Orang Afghanistan mengatakan bahwa mereka telah memimpikan perdamaian dan mengakhiri konflik untuk memperbaiki situasi mereka tetapi tidak dengan mengorbankan pencapaian 20 tahun terakhir, penerapan larangan pendidikan, krisis ekonomi yang mendalam dan pembatasan hak asasi manusia.

“Kami senang dengan berakhirnya perang, tetapi ledakan baru-baru ini membuat kami tidak memiliki keamanan. Jelas, kami ingin mengakhiri konflik di Afghanistan tetapi tidak dengan mengorbankan pencapaian 20 tahun terakhir,” terang salah seorang guru di Afghanistan bernama Malalay.

Afghanistan menjadi salah satu negara Islam yang sejauh ini merayakan Idul Fitri dan belum terbebas dari konflik. Masyarakat muslim Palestina juga masih demikian, merayakan hari kemenangan yang suci di bawah ketakutan dan ketidakamanan situasi karena gesekan kembali pecah dengan Israel.

Pemerintah Taliban sendiri mengumumkan 1 Mei 2022, sebagai hari pertama Idul Fitri, satu hari sebelum dimulainya perayaan di Arab Saudi. Afghanistan sebelumnya dalam beberapa tahun terakhir telah merayakan awal Idul Fitri sesuai dengan pengumuman resmi Arab Saudi.

Banyak orang Afghanistan baik di dalam maupun di luar negeri tidak pernah merayakan Idul Fitri di bawah pengumuman Taliban, dan banyak yang mengatakan mereka percaya bahwa Taliban mencampuradukkan politik dengan urusan agama.

Secara khusus, beberapa orang tidak puas karena mereka mengatakan keputusan untuk mulai merayakan Idul Fitri diambil berdasarkan kebutuhan politik sebelum Arab Saudi mengumumkan. Taliban tidak mengizinkan orang untuk menyelesaikan 30 hari puasa dan mereka hanya menyelesaikan 29 hari saja. (***)